Translate

Rabu, April 27, 2011

SINAR BUMI

Matahari terperangkap, ia tak bisa lari dibenturkan ke dinding batu, hingga memuncratkan darahnya yang kekuningan. Darahnya meleleh dan terus meleleh membasahi ruangan dan menggenangi bunga-bunga yang tengah menerbitkan kuncupnya. Matahari terperangkap, dijaga oleh Tuan Mulia dan Nyai yang setia. Sepasang kekasih yang cintanya selalu bercahaya.


Cahaya memantul dari wajahnya, ada namamu di situ. Nama yang kerap disebut, nama yang selalu disambut. Nama yang juga memantulkan cahaya biru. Cahaya yang meresap ke lembar dedaun dalam ruangan, bergerak melewati pintu, jendela dan ventilasi yang selalu terbuka. Memeluk batang-batang asoka, dan euphorbia. Cahaya yang memekarkan kembang merah di ujung pagi. Kembang-kembang yang tak pernah disebut dalam doa, namun selalu menyerbuki pagi.

2011

Jumat, April 22, 2011

LEMBU

Aku menunggangi lembu hitam yang telah kau siapkan sebagai penarik barang. Tubuhnya kekar mengikuti langkah ke berbagai arah. Lembu hitam, lembu yang pernah digembalakan di rumput belukar sumekar. Lembu yang urung disembelih buat memperingati seribu hari kematian kakek. Lembu hitam, yang kerap mengawini lembu betina tetangga dengan ganjaran 15 butir telur ayam kampung atau 10 butir telur bebek.

Lembu itu menjadi pulau, yang ditumbuhi nyiur, tangannya selalu melambai ke arah kampung pesisir. Hutan santeki yang anggun dan cantik. Pulau yang cantik, wanita-wanitanya selalu berbedak dan bergincu sambil menunggu kabar dari rantau. Di pulau itu, lembu berpesiar ke balik balik karang dan belukar. Sembunyi di lubang bebatuan yang belum diruntuhkan. Berjalan mencari padang baru, rumput haru.

Memasuki perkantoran, lembu itu tak bersuara tetapi kuku kakinya berderap bersintuhan dengan muka ubin. Bunyi yang mengingatkan jam-jam masuk, bunyi yang mengingatkan jam kedatangan. Juga bunyi yang menggetarkan diam-diam perselingkuhan dan pembunuhan dalam film koboi. Lelaki dengan celana jeans, spatu warrior menunggang kuda jantan dengan rerambut berurai.

Di tengah lapar, lembu dan penunggang memasuki restoran cepat saji. Gorengan, panggangan, dan bakaran. Secepat kilat. Sebuah meja dengan baris menu dihamparkan sambil mendengarkan instrumentalia dari pemutar cd. Di nampan gumpalan-gumpalan cahaya disanding semangkuk kilau sop buntut, bagai kawah gunung api yang siap erupsi. Potongan daging merah di ujung garpu berlumur kental kecap pilihan, gugusan senja yang ditangkap petang. Gugusan yang dibakar hangat rerempah meriangkan malam. Seriang lembu yang bertemu di meja makan, mengenyangkan bahagia.

2011

Minggu, April 10, 2011

MOLLUSCA

(1)

Siput yang perut berkaki perlahan melewati jalanjalan tajam dan nyeri. Tubuh yang berlendir melumuri takdir. Takdir baik dan takdir buruk. Dalam cangkang menungging langit.gelap dan terang . sepasang mata tak terduga, membaca bumi dan langit dalam redup cahaya tak pernah padam, selain kematian.

(2)

Ahai si cumicumi yang kepala berkaki dengan sepuluh tangan berakar menarik lautan. Menarik kapal-kapal nelayan dan jaring-jaring lautan. Semprotan darah yang hitam, darah yang menyemburkan malam menyesatkan hiu dan pari. Jalan ke belakang, jalan ke rumah karang yang berpintu di depan. Jaket merah. Jaket yang menarik kapal selam mengarungi biru rumpun karang dan terumbu. Kapal yang membawa kabar, mengusung bulan dan matahari di atas sampan. Kabar kedatangan dan kepulangan, kabar yang membawa berkeranjang matahari dan berpikul bulan dalam pangkuan.

(3)

Selamat datang di kerang dua pintu, terkatup jadi satu.menghitung kedalaman dan hempasan di atas gelung karang. Hutan-hutan terjal tempat mengeram dan membiakkan keturunan. Di bawah sinar bulan saling berpagut, membuka pintu dan lendir pun berlekatan. Mengukuhkan getaran-getaran yang berpusaran di rahang laut yang tak pernah surut. Sepasang kelamin mengintai di bakau pantai tempat matahari bertumbuhan dan masa depan berurai.

(4)

Selamat menuai bahagia, Gurita. Onggokan derita dengan sepuluh lengan-liar membelit dan menggulung ikan-ikan kecil dan dekil. Lengan yang lekat dan liat licik menggeliat. Di atas batu-batu petang dan hamparan buraian usus matahari di atas perairan kelabu. Kau telan. Tentakel-tentakel memanjang menekuk buntalan-buntalan daging nasib. Gumpalan yang bertenun cacing, berserat malang kawat- karat. Kawat-kawat yang membentang di atas perairan. Di atas pulau dan diatas pukau. Negeri para peri yang menyulap batu-batu jadi air. Hutan-hutan jadi kubangan lumpur, dan perkampungan jadi kubangan kerbau. Kerbau kuning dan kerbau biru yang bersepatu melintasi tanggul di sepanjang kolam panas. Kolam buas. Selamat menuai bahagia. Bahagia,

2011

HIJAU JAMBU

Seumpama apa aku uraikan cintaku kepada kamu ,kekasihku. Seperti hijau jambu yang merekah, cintaku memerah dan berkah. Seumpama apa aku tuliskan kesetian janjiku kepada kamu, kekasihku. Seperti hujan pertama yang menggoresi batu-batu aromanya membangkitkan memori musim tanam yang telah lama dinantikan. Seumpama apa aku tunaikan cintaku yang tulus kepada kamu, kekasihku. Seperti biji pada bumi basah, mengecambahkan akar yang kuat ke kedalaman dan meninggikan batang ke ketinggian.

Di gembung pentil yang memutih serombongan semut hitam menyusu gula-gulaku. Semut-semut kecil yang bernasib kecil dan sekali tiup akan bergelimpangan. Sekali sergap akan kelimpungan. Sekali gepuk geleparkan kematian. Tapi aku jambu air yang membiarkan binatang mungil sembunyi di balik kelopak dan bulu yang hitam. Karenanya maka, tuan dapat memastikan bahwa manis yang aku kandung hanya untuk persembahan bagi tuan tersayang.

Di batang yang kehitaman aku kekalkan waktu yang kian senja. Di tulang-tulangku yang tak berguna hanya tungku yang menunggu. Menunggu pembakaran berras anyi di atas tungku yang biru. Beras yang akan menjadi gumpalan-gumpalan cahaya. Gumpalan yang akan meledakkan perut malam.

2011

Jumat, April 08, 2011

SAPI

Sepasang kekasih yang pelan melangkah menuju gerbang. Satu jantan satu betina dengan hati berbunga-bunga. Pakaian kebesaran dengan warna keemasan. Raja dan ratu. Para undangan dengan pakaian paling istimewa merah dan hitam, sarungkotak dan peci hitam. Udeng batik dan gombor hitam yang memanjang sepanjang jalan. Tabuhan jantung ini, lagak tabuhan musik pengiring yang membuka dada dan hati. Dada yang merah dengan gelambir puting merekah. Dada yang merah dengan bentangan hati berlimpah. Laki dan perempuan menghiring jalan dengan jarik dan lengan tersingsing. Binggel yang berdesing. Gemrincing waktu dan bahagia. Gemerincing doa dan sapa. Pada bulat telur mata hitam, kau tangkap makna malam. Saat batangan angin dan untaian dingin memeluk malang. Tanah-tanah tandus berbatu, namun bukan kerasnya hati. Kau bajak tanah-tanah kajal. Tanah tempat harapan dan kepastian mengeram. Kau bajak bongkolan hati yang kaku. Menjadi sawah-sawah basah oleh air mata. Di kemerahan kulitmu, aku kenang prasasti itu, saat mereka tawar-menawar, namun tak pernah bersetuju. Lelaki yang mengingkari dan kehilangan akal di sepanjang jalan-jalan yang terjal.

Ada jejak kekuningan menuju gerbang di hadapan cermin yang selalu mengikuti bayang-bayangmu. Sepasang kekasih yang anggun melangkah menuju pintu. Pintu yang ditunggu para pemuja dan kerabat keluarga. Doa jantan dan betina lebur di tengah arena. Bunting angin dan matahari berpendaran memberikan selamat. Tanah-tanah tegal mengirimkan aroma musim kering, dan batubatu memantulkan keringatnya yang hitam. Membuka ladang baru. Ladang yang ditumbuhi ubi dan sulur kembang sore. Kebun tempat gembala melepaskan sapi-sapinya. Sapi yang menjadi belahan jiwa. Sapi yang menabung nasibnya. Sapi yang menabung matinya. Tukang jagal. Orang yang berbahagia ketika tubuhmu rubuh miring ke arah barat. Arah matahari berkarat. Matahari meneteskan sungai. Sungai merah. Dan berpasang-pasang sapi berkubang memutar dari gelap malam. Dan dari telinga bulan yang berjatuhan di atas permukaan air, sayup terdengar suara udara, batu-batu dan cahara, suara –suara yang menumbuhkan rerumputan, menumbuhkan mata air. Menumbuhkan sungai-sungai yang memanjang. Sungai yang memanjat ke undakan bianglala antara mata langit dan belahan dada. Sibakan yang nganga dan terbuka.

2011.