Translate

Minggu, Februari 23, 2014

Kereta Angin



Kau hirup udara melewati hidung bertukar karbondioksida dalam dada. Kaki medalroda berputar megusung badan di atas sadal. Kaki berputar kencang meninggalkan halaman rumah dan pepohonan.

Ke kota kereta dikayuh melintasi ladang dan sawah pepohonan bergerak melawan arah. Rumah makin jauh menumbuhkan rindu tak tertempuh. Kisah keluarga selalu terbawa dalam buntal perjalanan.

Panas matahari ditudung dengan topi, tapi penat tubuh tak bisa diingkari. Pegal persendian lemah kayuhan, nafas di badan tak beraturan tandakan butuh perhentian. Selonjorkan badan,membilas wajah dan tangan dari lekat kotoran sepanjang perjalanan. Meneggak seteguk minuman pengganti cairan yang hilang.

Bila datang gelap tak usah gagap lampu di depan tinggal dinyalakan menekan kepala dinamo digesek sisi roda depan. Sinar menyorot arah depan biar tak tersasar jalan pulang. Kian kencang kayuhan kian cepat pula putaran ban memutar kepala dinamo berpusingan. Cahaya benderang lampu memnacar dari berko.

Sampai di rumah, aku ditepikan malam menurunkan sunyi,embun menggeliat di muka daun. Sunyi dan dingin saling berangkul mengintip mata bintang bertabur. Kau rebahan mengurai  lelah di badan di antara deru nafas keluar masuk rongga paru-paru.

2014

Pabian



Disini pernah merapat perahu kayu membawa berkeranjang barang bawaan dan kabar buat kerabat. Ikan-ikan hasil tangkapan atau bebuah hasil panen dan berkotak-kotak belanjaan hasil kulakan.

Sebungkus surat dititipkan sanak keluarga,hanya untuk berkabar sehat. Perahu-perahu tertambat sepulang melaut

Berpikul dendeng talango, gerang  kakap merah, ton-tonan garam, puluhan sapi merah dikirim ke Mataram, juga kepada Gubernur Jenderal.

Udara bergaram, bau laut tenteram, layar memutih di sore beralih. Kerlip lampu di kejauhan bersahut dengan bintang malam. Bila dini tergelar mereka berbalik arah melipat layar bersandar di bibir kali Marengan.
Di seberang, tegal-sawah membentang sapi-kerbau dilepas dari kandang. Kebun hijau berbaur sedap aroma calatthong. Bau tanah rekah, berbaur mekar kembang dan dengung kekumbang mengisap nektar.

Sore, surau-surau melantunkan sholawat dan pujian menerabasi duri belukar menyambut maghrib turun dari singgasana petang. Anak-anak mengaji membaca bulan dan bintang melukisi malam.

Pabian, lalu-lalang datang dan pergi, perahu sampan, keranjang, mesin –mesin, mobil, barang-barang, karcis, selundupan dan istri simpanan. Jalan raya, rumah-rumah dan listrik nyala.
2014