Translate

Rabu, Oktober 15, 2008

IGAUAN KITAB SESAMA

(1)

Di dekat igauan televisi aku masih menulis laut yang selalu tumpah dari mulutmu.Ada rumah yang ambruk dan menghanyutkan seluruh isinya berantakan menikam mataku. Aku ingat kau yang selalu merasa belas kasihan terhadap penderitaan. Kemarin kau kirim sms ke nomor handponeku aha aku kembali mengingat kisah-kisah lalu. Saat kau dimabuk cinta dan malam-malam gelap kau merayap sambil menyanyikan lagu sunyi yang mengiris-iris bulan. Angin menyuling dingin dan kau menggeliat sambil kembali memuntahkan sungai yang lama terbendung dalam pelupuk. Aku masih bergulat dengan kata dengan harakat yang belum bisa aku baca dan masih saja aku terperosok kedalam puisi yang selalu ingin aku rayakan.

(2)

Bila kau lalai aku selalu memaafkanmu, karena kamu takkan pernah menepati janji. Aku sudah menduga itu akan selalu terjadi seperti laut-laut pasang yang seringkali terjadi. Masih kuingat tulisan tanganmu yang hitam di atas lembaran kertas folio dengan tanda tangan yang menebal, namun aku yakin seperti kepudaran tinta itu yang dimakan usang waktu. Lebih baiki kau tak berjanji, dan aku tak perlu memahami apa yang kau mau, karena ternyata pertemuan pikiran kita akan ada dalam jurang yang sama dari jalan yang berbeda. Jalan-jalan setapak yang telah kita lalui kuhapus jejaknya dan disitu kutemukan barisan puisi segar menimang-nimang luka dan gembira. Betapa terang matahari dari matamu, saat aku sembunyi dan mendengarkjan nyanyianmu yang berulang-ulang sementara telingaku mau pecah karena sumbangmu

(3)

Ah aku ingin mengulang berfoto denganmu di depan gedung sekolah yang gentingnya warna merah. Ada lambang kuda terbang yang akan menerbangkan impianku dan simbol sayap dan ekor mengembang yang akan menjaga keseimbanganku. Ah di langit aku bisa menemukan kotamu yang asri tanpa pernah ada kebisingan dan pertikaian. Gedung-gedung sekolah yang biru disapu cahaya rindu dengan taman hijau semerbak memekarkan impian-impian yang lama di damaikan. Lalu aku turun ke bumi, riuh anak-anak ditinggalkan kosong dalam kelas tanpa guru pengajar, sementara setiap bulan sumbangan pendidikannya tak boleh kurang dan tepat tanggal. Kubuka kitab pendidikan negeri ini, betapa mulia visi, misi dan tujuannya bagai kitab suci. Namun mungkin belum bisa diamalkan di bumi negeri ini.

Tidak ada komentar: