Translate

Minggu, Mei 20, 2012

TREMBESI


Berapa umur tuan? Hujan jatuh di halaman, mengguratkan lingkar tahun dan musim  berguguran bersama daun. Jalan menikung dan berliku di ujung. Sawah-sawah  hijau oleh cinta memandang udara yang selalu menuju ke utara. Di barat sungai melenguh sambil mengusir hujan riuh. Batang-batang trembesi menjulang menadah airmata langit yang selalu tumpah bersama sakit.

Dedaun mungil yang menuliskan cinta abadi, menguning berguguran memenuhi halaman. Ia menuliskan suara langit menjerit, udara beracun memasuki paru dunia, di antara sesak waktu kesulitan mencari rongga. Batang-batang kian hitam oleh ludah waktu yang jeram. Guratan guratan tegas  mengingatkan surat wasiat kakek yang pernah aku buka dalam sebuah laci meja. Tulisan yang mengingatkanku pada lukisan kaligrafi kaca yang ditaruh di atas pintu masuk rumah. Sebagai penjaga, katanya.

Bening oksida dan kelam karbondioksida selalu bertukar di udara, di paru hijau trembesi mengembang ke angkasa. Jemari tangannya beribu dengan bulu-bulu kemuning meniupkan angin ke selatan memberikan harapan hidup yang sebentar. Sebab, yang lama adalah keabadian. Di akar-kemakar yang menembus kedalaman hati, cecabangnya merangkul remahan diri, ia terus menjalar menyusuri hidup di antara batu nasib dan sungai haru dalam pembuluh waktu. Jika sempat bertemu terimalah seluruh rindu di antara racun dan temu. Di antara harapan yang tumbuh pada setiap jengkal jejak, yang pernah kita pijak.
2012

Tidak ada komentar: