Translate

Minggu, Juli 05, 2015

Talang Siring

Karya: Hidayat Raharja



Talang Siring

Kau terlentang mengancam langit.
Cagak-cagak bertumbuhan di dada
menumbuhkan geram
jalanan menikung ke arah ujung.

Depot hijau, dan bau terasi  semerbak,
meninggalkan silsilah kami yang berombak.
Nadi hitam memanjang menuju kelokan kota yang jauh,
meninggalkan bebauan  limbah dan riuh.

Isak sedih kepiting hitam di antara akar bakau,
menuliskan riwayat pesisir yang kacau.
Bunyi lonceng di selatan,
memanggil asap hio dan azan.

Isak pasir basah; jejak para pejalan punguti kenangan,
di antara geliat penyanyi dangdut pamerkan dada belahan.
Twinggggg tuter bis Akas melintas menuju arah kiblat,
mengantarkan pejalan ke jalan siasat.

Hanya gelombang laut bersahut menganyam kabut
di antara desah perahu nelayan menyandarkan nasib
menyambut siang dan matahari pecah di permukaan.

Berkali-kali kau jelaskan jumlah kunjungan dan kemolekan.
Beribukali pula aku dilupakan antara tanah gunung runtuh,
memenuhi tepian jalan dan punggung maut.

Akulah bakau sedih,
terpisah dari kisah kepiting, udang dan kerang.

Sumenep, 2015

Tidak ada komentar: