Translate

Senin, Februari 09, 2009

PAGI BERNYANYI

Dari sebuah radio usang
Penyanyi itu melagukan
Mengecup kening matahari
Merah tanah merah pipi

Barangkali ini pertama gairah pecah
Dari dingin yang berbuncah
Gemetar kamar melenguh
Di antara nafas kabut

Ada senyum di bibir pintu
Tempat kita menyilangkan rindu
Meumbuhkan bunga-bunga kemuning
Bermekaran di kening

SELEPAS SEKOLAH

Selepas SMA enaknya kemana?
Melanjutkan pendiidkan dokter.
Tidak. Baiknya menikmati kebebasan
Dari tekanan tugas tak berkesudahan

Kalau ulangan nyontek atau kerjasama.
Jangan. Kebiasaan itu akan kau bawa sampai dewasa
Bagaimana kau akan mencontek hubungan keluarga

MUSIM TEMBAKAU

Dari lembah perempuan-perempuan mengusung sungai
Musim tembakau ladang-ladang berkilau
Menerbitkan bulan di antara retakan wajah pulau
Memikul kemarau bertahan dan nasib menyeringai

TANJUNG

Di batu malam
Bulan tenggelam
Gelombang berkilau
Di antara rimbun bakau

Perahu-perahu melaju
Ke laut dituju
Perempuan-perempuan menunggu
Sampai langit perunggu

Pantai pagi
Dengan berkeranjang matahari
Membawa gelepar impian
Insang merah kehidupan

Perempuan-perempuan berbinar
Menanti lelaki turun sekunar
Dada berdebar menakar rindu tak terbayar

LAYAR

Selepas ujung malam
Sunyi berdebar antara jantung dingin dan hujan
Bintang terbakar basahi belukar badan

MANIK MALAM

Antara ujung malam dan kanal dini
Manik bintang melayari sepi
Dingin berpendar dari batu-batu sunyi
Memetik resah danau tubuhmu
Bulan di dasar dingin mengigau derau

BACA

Baris huruf berjajar dari kiri ke kanan
Pikiran bergerak dari tepi ke dalam
Keduanya bertemu dalam perasaan

JALAN USIA

Jalan memanjang
Waktu mengerang
Usia hidup terus meregang
Menuju batas ke seberang