Translate

Sabtu, Juni 01, 2013

BATANG ASAM




Inilah perjalanan waktu, tanah-tanah pertanian
jalanan melebar ke tepian mataku.
Tubuh buruk dengan sisik beretakan
bertabur sekujur badan. Penyakitan?
Bukan sayang, inilah ketam waktu merajah
baik dan buruk di antara musim hiruk. 

Daging yang kasar, telah aku sematkan rasa lapar
dan nista di antara angin barat menisikkan jejarumnya
di antara batas sakit dan harga diri. Serat-serat yang siap
mengakhiri kisah di atas tungku bahagia yang tersalib.

Maka, aku ceritakan kembali tentang biji hitam
yang terselip dalam sela kunyahan
yang luput dari tafsir kematian.
Biji yang menunaikan janji hidup
kepada seluruh makhluk.

Serabut akar memeluk butiran-butiran kerikil naas
hingga kuat manahan badai dan hujan malam yang deras.
Akar kurus menyusu sela-sela butiran tanah
mencari air dan seresah.

Akar menggeliat terpental batu ganjal yang nakal.
Aku kirim mata air dan bebutir makanan ke dedaun
yang merimbun di atasan.

Bunga-buga bermekaran
menebarkan dingin angin malam
mempererat sedekapmu  pada kekasih.

Bunga-bunga merah di antara hehijau tunas
yang terus tumbuh di musim unduh. Lalu,
mereka berayun menirukan suara angin
berlayangan ke atas batu meremukkan badan.

Di dalam sakit bijiku kembali bangkit
menyusuri sela bebatu gunung, mengeja hidup
tumbuh dari belahan kepingan kecut waktu 
dan manis harapan di pasir takdir.
2013

Tidak ada komentar: