jangan pernah berbohong
hatimu akan bolong
jangan kau tambal dengan senyuman manis
apalagi kau tutup dengan tangis
kecuali dengan maaf tak pernah habis
Senin, September 22, 2008
JANJI
; udin
betapa panjang percakapan merambat
dari hati sampai ke ahad
betapa panjang harapan kau berkelebat
dari buaian sampai kiamat
betapa gampang janji kau buat
sampai hati megang pun tak kuat
betapa serampang kau bernasehat
sampai-sampai lupa kalau kau orang yang shalat
betapa sepi kejujuran dalam hidup ini
semua berbusa-busa menabur janji
betapa hati kian berarti
jika kau tutup dari iri dengki
betapa panjang percakapan merambat
dari hati sampai ke ahad
betapa panjang harapan kau berkelebat
dari buaian sampai kiamat
betapa gampang janji kau buat
sampai hati megang pun tak kuat
betapa serampang kau bernasehat
sampai-sampai lupa kalau kau orang yang shalat
betapa sepi kejujuran dalam hidup ini
semua berbusa-busa menabur janji
betapa hati kian berarti
jika kau tutup dari iri dengki
KAMIS MALAM
duapuluh tikaman di punggung malam
meretakkan bulan yang mengembang di bukit tenunan
alang-alang meneteskan airmata
di tepian semak belukar yang menyimpan berita
: DUKA
pisau dendam menghunjam
dan malam basah oleh derai darah yang bermuntahan
laut-laut yang mengeram kembali membah
membuka tanggul kenangan yang selama ini kau pendam
begitu sakit duka kau tanggung karangkarang hancur
tapi bulan di luar sana ah betapa
berkali memanggilmu
sembari menebarkan aroma bugil tubuhmu
iring-iringan mengantarmu ke rumah terakhir
langkah yang pernah kau tempuh sepanjang setapak usiamu
setapak yang begitu pendek tetapi panjang bagi penantianmu
bagi kekaasih
meretakkan bulan yang mengembang di bukit tenunan
alang-alang meneteskan airmata
di tepian semak belukar yang menyimpan berita
: DUKA
pisau dendam menghunjam
dan malam basah oleh derai darah yang bermuntahan
laut-laut yang mengeram kembali membah
membuka tanggul kenangan yang selama ini kau pendam
begitu sakit duka kau tanggung karangkarang hancur
tapi bulan di luar sana ah betapa
berkali memanggilmu
sembari menebarkan aroma bugil tubuhmu
iring-iringan mengantarmu ke rumah terakhir
langkah yang pernah kau tempuh sepanjang setapak usiamu
setapak yang begitu pendek tetapi panjang bagi penantianmu
bagi kekaasih
MALAM
: mengenang indra
empat belas tikaman di punggung malam
menggugurkan bulan
yang bersarang di menara kesepian
ada tangis bintang jatuh
saat-saat puncak tenunan rubuh
Senin, September 15, 2008
LUKA
ada luka di sini
di dada dini
merah seperti matahari
memecahkan sunyi
ada doa mengembang dari kelopak subuh
tahiyat duka
salam menyemerbak
menyarikan hidup yang kian retak
di dada dini
merah seperti matahari
memecahkan sunyi
ada doa mengembang dari kelopak subuh
tahiyat duka
salam menyemerbak
menyarikan hidup yang kian retak
Langganan:
Postingan (Atom)