Puisi Biologi; Hibrid Sastra dan Biologi
Oleh:
Hidayat Raharja*
Chemical Alphabet adalah eksperimen Christian Bök’s menyalin puisi dalam kode DNA dan
diimplementasikan ke dalam sel bakteri. Sebuah eksperimen gila menanamkan puisi ke dalam DNA, dan rekayasa genetika. Sebuah
keberanian dari seorang penyair ekperimental kanada yang berkolaborasi dengan pakar genetika atau
untuk mendapatkan estetika baru dalam dunia seni (puisi) juga dalam dunia sains
(ekpresi sel bakteri).
Biologi sebagai ilmu pengetahuan alam, mempelajari mengenai
makhluk hidup dan kehidupannya. Suatu materi yang kaya dengan berbagai konsep
dan persoalan menarik untuk dikaji dan didalami. Materi yang berdiri-sendiri
namun sebagai bagian dari sebuah pengetahuan, ia berhubungan dengan pengetahuan
lain. Biologi akan selalu berhubungan dengan fisika, kimia juga dalam hubungannya
dengan teknologi melahirkan cabang bioteknologi.
Perkembangan dunia ilmu telah
memberikan berbagai kemungkinan bagi manusia dengan nalar, etika, dan estetika
untuk mencari kekerabatan, dan keterhubungan di antara mereka. Dalam tataran yang
kian tinggi, antar ranah tersebut saling terhubung, dan kadang saling bersinergi
memberikan pemaknaan atas keberadaan dan hidup yang beragam.
Pertautan
antara ilmu genetika, pertumbuhan ekonomi, dan informasi telah melahirkan
teori baru mengenai perkembangan informasi. Bagaimana informasi tumbuh? Sebuah
hasil penelitian César Hidalgo dari Massachusetts
Institute of Technology’s Media Laboratory. César menyatakan bahwa
pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh pertumbuhan informasi. Ketika informasi
dalam ruang publik dihubungkan dengan rekaman informasi dalam DNA dengan berbagai kode informasi yang harus
diterjemahkan sesuatu yang jarang dibicarakan apalagi dihubungkan antara DNA,
informasi dan perkembangan ekonomi.
Biologi dan dunia puisi. Hubungan yang dianggap tidak lumrah,
dan kontraversial. Namun tidak banyak yang memahami bahwa di beberapa kitab
islam klasik dunia sains dituliskan dalam bentuk syair sehingga bisa dilagukan
saat membacanya. Model pembelajaran yang memudahkan peserta didik untuk mudah
diingat dan memahami konsep yang dipelajari. Beberapa lembaga pendidikan di
negara maju puisi dijadikan sebagai media belajar ilmu pengetahuan alam.
Bagaimana anak-anak memahami insekta selain dengan melihat obyek, juga disusun
ciri morfologisnya secara puitis sehingga menarik dan mudah dipahami.
Konsep-konsep biologi bukan hanya sekedar teks yang berdiri
sendiri, tetapi dapat saling berinteraksi membangun sebuah konteks yang bukan
hanya mudah dipahami tetapi juga indah karena ada pertimbangan etika dan
estetika yang akan menarik bagi pembaca.
Upaya- upaya untuk untuk menyederhanakan
konsep –konsep biologi menjadi lebih ringkas (pendek) tanpa harus kehilangan
makna konseptualnya.
Puisi biologi adalah upaya penjelajahan untuk membangun
sebuah konsep biologi dengan mempertimbangkan unsur-unsur puitika seperti rima, dan konstruksi kalimat yang
mempertimbangkan esteika. Sebuah teks yang mencoba menyederhanakan konsep yang
rumit menjadi lebih sederhana, serta mudah untuk dipahami. Puisi-puisi yang berbicara mengenai
konsep
biologi seperti tumbuh kembang, metabolisme, genetika, dan semacamnya secara
puitik tanpa kehilangan makna leksikal secara biologis.
Pertumbuhan dan perkembvangan yang dijelaskan secara
berlembar-lembar halaman, nyatanya bisa
dijadikan sebuah puisi ringkas yang sarat makna filosofis.
Tumbuh
dan Berkembang
Aku tumbuh menuju matahari
dan kedalaman bumi
Aku membesar memenuhi
Sisi ruang dan waktu
Baris kalimat tumbuh
menuju matahari, merupakan sebuah proses tumbuh pada batang yang selalu
menuju ke arah datangnya cahaya matahari. Arah pertumbuhan yang bisa dijelaskan
secara ilmiah karena auksin yang terkena cahaya mengalami kerusakan sehingga bagian batang yang terkena
cahaya menjadi terhambat sedangkan bagian yang tak terkena matahari pertumbuhan
sel lebih cepat. Maka, dari pengaruh
internal – hormon auksin pembengkokan menuju arah matahari bisa dijelaskan.
Tumbuh menuju kedalaman bumi, adalah pertumbuhan akar menuju
pusat gravitasi. Pertumbuhan yang dipengaruhi oleh hormon auksin yang ada pada
titik tumbuh sehingga terjadi pertumbuhan memanjang menuju kedalaman bumi. Gerak tumbuh akar menuju ke
sumber air dan makanan. Sebuah gerak tumbuh yang disebabkan pula pembelahan
sel-sel meristem di ujung akar.
Konsep-konsep biologi dalam puisi, merupakan upaya untuk membangun estetika tanpa
harus kehilangan makna. Suatu estetika
yang memperhatikan rima pada akhir larik sehingga terkesan bunyi
musikal, dan menyederhanakan kalimat panjang menjadi lebih ringkas.
Pada puisi glikolisis, misalnya, merupakan sebuah baris yang memperpendek kalimat lebih
ringkas tanpa kehilangan amanat yang disampaikan dalam
proses glikolisis secara keilmuan, seperti puisi
berikut:
Gikolisis
Dari glukosa
Jadi asam piruvat
Dua atepe
Puisi ini menjelaskan mengenai proses glikolisis yang
mengubah molekul glukosa menjadi molekul asam piruvat. Perubahan yang disertai
dengan terbentuknya 2 molekul Adenosin Triphosphat (ATP). Suatu “puisi” yang
mengalihkan konsep glikolisis ke dalam bentuk puisi tiga baris. Permainan
bentuk guna menyederhanakan maksud, dan makna sains menjadi lebih
ringkas, dan mudah
dipahami.
Di Indonesia terutama di lembaga pendidikan umum tak banyak
yang memanfaatkan puisi sebagai media untuk memberikan pemahaman
matematika, fisika, kimia dan semacamnya. Dalam hitungan jari, di antaranya ibu
Das Salirawati telah memanfaatkan puisi untuk
memberikan penguatan terhadap konsep kimia yang dipelajari. Apa yang
dilakukan Das Salirawati dalam menyederhanakan konsep Katalis dapat dibaca pada
kutipan berikut:
Andai …
Hadir katalis dalam asmara jiwaku
Pastikan kini dia telah jadi kekasihku
Tanpa harus keluarkan energi tuk merayu
(dikutip
dari Buku berjudul “Belajar Kimia secara Menarik oleh Das Salirawati, dkk. Penerbit Grasindo, 2007)
Puisi
yang merekam peran katalis, senyawa yang dapat mempercepat reaksi
kimia ke dalam bentuk puisi berirama. Puisi yang didekatkan kepada hubungan
kekasih dua remaja yang tengah jatuh cinta. Maka, bahasa sains yang kaku beralih menjadi bahasa remaja yang kadang terasa melankolis dan jenaka. Sebagaimana fungsi katalis mempercepat dan
menurun dan energi aktivasi. Maka katalis percintaan itu akan memepermudah
untuk menyatu tanpa harus kehilngan banyak
energi untuk merayu. Konsep kimia yang rumit
menjadi sederhana. Konsep yang sulit dipahami menjadi lebih mudah, sehingga konsep yang abstrak menjadi konkret.
Beberapa puisi biologi dapat ditemukan di Biologycorner.com. Teks yang menegaskan
bahwa puisi sebagai ilmu dapat menjadi media untuk menyampaikan konsep-sains.
Puisi yang memadukan estetika tanpa melupakan konsep keilmuan yang ingin
disampaikan. Tengsoe Tjahjono, menjelaskan,
bahwa” puisi bisa menjadi sublimatas terhadap kompleksitas peristiwa. Puisi
bisa merangkum persoalan yang banyak menyita berlembar halaman buku ketika
dituliskan menjadi lebih singkat dan padat tanpa harus kehilangan amanat atau
pesan mau pun konsep yang ada dalamnya.
Pergelutan dengan konsep-konsep biologi dan kesukaan terhadap
puisi yang kemudian memicu untuk melakukan hibrid antara konsep
biologi dengan unsur puitika, sehingga mendapatkan varian baru puisi yang
memuat konsep-konsep biologi. Sebuah puisi yang mengandung konsep biologis. Dari sisi
puitika terdapat nilai-nilai puitik, rima, diksi, dan makna baik secara
konotatuif atau pun ssecara denotatif.
Persilangan yang tidak mudah, sebab adakalanya puisi dibebani oleh makna biologis yang
menghilangkan kekuatan puitikanya. Di sisi lain, jika terlalu condong kepada
puitikanya, maka esensi biologinya bisa tak teraih. Maka, peran kreativitas dab
keberanian untuk mencoba dan melakukan editing secara berulang akan didapatkan
puisi biologis yang diinginkan.
Hibridisasi adakalanya menghasilkan varitas baru yang unggul,
elok dan tahan terhadap berbagai gangguan. Namun, kala lain mendapatkan
keturunan yang jelek dan mandul. Juga dalam hibrid puisi dengan biologi, sangat terbuka
kemungkinan dihasilkan sebuah varian yang terasa janggal dan kehilangan usnsur
puitik serta juga kehilangan makna konseptual secara biologis. Tugas kritik
untuk meluruskan situasi dan kondisi yang melengkapi kehadiran hibrid.
Kolaborasi antara biologi dengan
para ilmuwan, dan seniman mempelopori penemuan-penemuan baru dalam bidang
biologi merupakan perkembangan yang telah lama berlangsung semenjak seni rupa
menjadi bagian penunjang untuk memperjelas konsep-konsep biologi atau sains
lainnya. Kolaborasi ini terasa kian kokoh, dan erat bersamaan dengan
perkembangan rekayasa genetika dalam bidang biologi. Temuan yang merangsang
kreativitas para seniman (artis) untuk
melakukan kolaborasi dengan pakar genetika bisa menghasilkan sebuah karya
monomental yang dikenal dengan karya “Bio Art”. Sebuah karya yang menggabungkan
antara ilmu biologi dengan bidang seni, sehingga menjadi sebuah varian yang
bernilai estetis dan saintis.
Christian Bök’s penyair Eksperimental dari Kanada dalam karyanya Xenotext;
“Chemical Alphabet” digunakan untuk
menerjemahkan puisi ke dalam untaiaan DNA untuk diimplantasikan ke dalam genom
bakteri (How art and science fuse in bio
art, www.cnn.com, 6 Februari 2017).
When translate into a gene and then integrated into the cell, the
poetry constitutes a set of instructions, all of which cause the organism to manufacture a viable, benign protein in
response. Ketika diterjemahkan ke dalam gen kemudian disatukan di dalam sel,
puisi diubah menjadi sebuah intruksi yang membentuk sebuah perintah, dan
direspon dengan protein yang baik.
Writes Boks:” I am, in effect,
engineering a life form so that it becomes not only a durable archive for
storing a poem, but also an operant machine for writing a poem- one that can persist on the planet until the sun
itself explodes…” Percobaan Xenotext 4 April 2011. Bok mengumumkan
terobosan signifikan dalam proyek 9
tahunnya untuk merancang bentuk kehidupan sehingga menjadi arsip arsip yang
tidak tahan lama untuk menyimpan sebuah puisi, tapi juga mesin operan untuk
menulis sebuah puisi
Terapan bioteknologi dengan sains. Hal semacam ini akan terus tumbuh dan
berkembang seiring dengan perkembangan teknologi genetika yang akan menyertai
kehidupan manusia. Sebuah puisi biologi yang memadukan antara rekayasa genetika
dengan estetika puisi terhadap ekspresi makhluk hidup (bakteri)
Hidayat Raharja, seorang guru biologi, dan penyuka
puisi . Buku puisinya “Kangean”, 2016.Saat ini mengajar di SMA Negeri 1
Sumenep.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar