:junok
Masjid di sudut jalan
Menggandeng sungai ke bujur timur
Pagihari matahari berlari
Kota bergegas ke arah pelabuhan
Jembatan kehidupan di atas lautan
Kian hitam
Kapal harapan bersandar
Lalulalang, kendara saling bergegas
Doa-doa belum tuntas
Duha tegak saat fajar beranjak
Berombak-0mbak doa tersibak
Tepi sungai memanjang
Airnya biru
Rumah-rumah sepanjang
Menghadap kiblat
Di kediaman syarifuddin dea
Penyair datang dan pergi
Menggelegakkan kata
Ke retak tubuh kita
Ke lingkar selatan
Malam bergerak perlahan
Rimbun alang-alang gumam perlahan
Mengintai babi hutan menyeberang kelam
Kerbau-kerbau di sawah
Tak banyak dijumpa sudah
Kenangan yang kian lenyap
Hari-hari terus berkesiap
Terminal lama,
Tempat janji jumpa dan pisah
Dengan rahmah
Datang dan pergi
Masjid kota jadi saksi
Aku, heni, dan aini
Pernah janji selalu reuni
Lalu seperti kendara jalan raya
Hilang suara ganti bising tak pernah reda
Doa-doa terus meminta
Tanpa pernah kenal renta
Di sini pula
Cakraningrat IV menghancurkan
Lalim penguasa
Jumat, Juli 11, 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar