Kamis, Januari 26, 2012
ETHEK SONGKEM
Pejam matamu kilau bilah pisau
Menjalar di urat leher. Perpisahan dengan kekasih dan sanak keluarga
Tanpa linang airmata
“Beginilah nasib menjemputku. Menjemput kita. Untuk berbagi bahagia.”
kilau pisau pilihan memutus urat leher. Percikan darah hangat menderas
Di antara dengkur nafasmu yang mengucapkan salam
“Semoga engkau bahagia,” ucapmu lirih
Tak ada yang boelh melihat kepergianmu
Kekasih,saudara, dan sanak keluarga
Di kamar utara
Dalam sepanci air mendidih
Kisah kembali menguap bersama bulu-bulu yang lepas
Dan kulit terkelupas
Mengelupasi kulit waktu yang lekat di tubuh malu
Jangan ceritakan hal-hal buruk yang pernah kita teguk
Dilumurkannya hangat rerempahan
bumbu pilihan
butiran sahang dan garam
irisan bawang meluruhkan pedih
kunyit kemiri menyejukkan tubuh
aroma menyepuh
Di atas perapian
jerang air mengerang
kau menjerang bahagia
mengisap pedih dan heharum buih
rerempah mendidih
meresapi empukan daging dan belulang
tubuhpun mengembang
Di atas tikar bersama sanak dan saudara
yang datang dari seberang.
Kau bentangkan badan yang lepuh
pejam mata penuh,
menyayat bagian demi bagian
mengelupasi kisah yang tersangkut di
daging waktu.
Tulang kenangan habis tersesap
di antara rasa yang menguap
Rasa yang terus mengembara ke sawah-sawah
yang hijau oleh papadian
Di antara keriut rumpun bamboo menjalin kebersamaan
tangan berlumur lumpur bumbu
menyuapkan sobekan-sobekan daging
Cabikan-cabikan kenangan yang terus mengurai nikmat
sampai hari-hari berkeringat.
Ethek Songkem: olahan bebek dengan tubuh lengkap dilumuri bumbu pedas yang dikukus atau digoreng. Saat ini menjadi masakan yang populer dan familiar di kota Sampang.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar