; Lanchor
Sebuah persimpangan pagi
Pengendara berlalulalang
Suara sempritan kadang lantang
Kini tak lagi
Taman nan rindang
monumen menjulang
malam remang
pintu belakang
pejalan gelap mengendap
kembang minyak wangi menyengat
aku melintas
samping gedung karesidenan
penghubung jalan kota dan sekolahan sma
putih & coklat susu warna seragam
mengantongi ingatan bergenggam
dekat menara air
mesin pln yang selalu gegar
kini mati tak terdengar
bersebelah dengan gedung taman siswa
kemegahan bioskop irama
memutar film india
kini merana tak ada yang iba
kenangan yang diterbangkan rama-rama
di bawah kerindangan ki hujan
rumah makan dan sebelahnya tanah lapang
malam-malam kuli bangunan minum-minum sambil jogetan
lepaskan bimbang tak bisa pulang ke tanah istri nan lengang
kini beridri kantor Dewan Kesenian Pamekasan
di sudut jalan dekatnya berdiri gagah gereja pantekosta
bersebrangan dengan keanggunan masjid Syuhada yang perkasa
: Lao’
Ke panglegur
Berbaris pertokoan
ABC bersebelahan dengan Apollo
Toko yang menyediakan aneka rupa
Bersebelahan dengan hotel garuda
Toko kelontong kampung pecinan
Bersebelahan dengan sungai menyibak jalan
Kebatas pertigaan geladak gherra manjheng
Belok kanan sepanjang jalan nuju jungcangcang
Pemukiman dan pertokoan saling berjejal
Di seberang pasar gurem yang ditata ulang
:bara’
Memutar dari masjid Syuhada
Sudi mampir
Es campur, sepotong roti, dan sebungkus kacang
Warung jujur yang selalu percaya pada yang datang
Semua dibayar dengan harga lapang
Sarsore, jadi pusat pertokoan bertingkat
Semua pada cemas diimpit pusat swalayan indo maret dan alfamart
Tuan-tuan, laki juga perempuan
berdagang emas
Aneka perabot & perangkat elektronika
Berjajar memijar kenang kampong Arab
Di situ rumah tinggal Bakar dan Yusuf
Kampong parteker
kerap perang mercon dengan kampong galadhak anyar
Saat tellasan di awal syawal.
Bangunan tanah masih ramah
Sungaisungai sebelah rumah
Tak ada masalah
Semua berjalan searah
Tahun-tahun lewat
Kenang-kenang lindap
Bila hujan datang
Kini sungai sering menguap
Dengan air coklat
Derita pun cekat
Tanah paving
Jalan beton
Hawa kering
Tak tertahan
Kota dengan batikan sepanjang jalan
Pagar kantor dan jembatan
Mewarnai mata memandang
Di pendapa jalan jokotole
Masih aku kenang aneka seni pertunjukan
Seminar peradaban songsong masa depan
Dan perubahan
Sarsepir telah dibubarkan
Berganti pasar sepeda dan elektronika loakan
Berjajar gedung perpustakaan yang besar
Di samping sungai manten yang airnya sejengkal
Bangunan penjara
Jauh di barat sana
Dekat pasar 17 yang kini berganti
Kantor Bupati
Berseberang dengan penadapa Ranggasukawati
: Bugih
Di persimpangan jalan siang
Aku pernah nunggu kendaraan
Utara ke Palengnga’an
Barat ke Proppo dan Batuampar
Persimpangan yang saling bersilang
Antara perubahan dan rindu kenang
Berkelok dan menurun ke dalam dada
Tempat segala rasa ditempa
Selasa, September 29, 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar