Kau hirup
udara melewati hidung bertukar karbondioksida dalam dada. Kaki medalroda
berputar megusung badan di atas sadal. Kaki berputar kencang meninggalkan
halaman rumah dan pepohonan.
Ke kota
kereta dikayuh melintasi ladang dan sawah pepohonan bergerak melawan arah.
Rumah makin jauh menumbuhkan rindu tak tertempuh. Kisah keluarga selalu terbawa
dalam buntal perjalanan.
Panas
matahari ditudung dengan topi, tapi penat tubuh tak bisa diingkari. Pegal
persendian lemah kayuhan, nafas di badan tak beraturan tandakan butuh
perhentian. Selonjorkan badan,membilas wajah dan tangan dari lekat kotoran
sepanjang perjalanan. Meneggak seteguk minuman pengganti cairan yang hilang.
Bila datang
gelap tak usah gagap lampu di depan tinggal dinyalakan menekan kepala dinamo
digesek sisi roda depan. Sinar menyorot arah depan biar tak tersasar jalan
pulang. Kian kencang kayuhan kian cepat pula putaran ban memutar kepala dinamo
berpusingan. Cahaya benderang lampu memnacar dari berko.
Sampai di
rumah, aku ditepikan malam menurunkan sunyi,embun menggeliat di muka daun.
Sunyi dan dingin saling berangkul mengintip mata bintang bertabur. Kau rebahan
mengurai lelah di badan di antara deru
nafas keluar masuk rongga paru-paru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar