Dari mata televisi orang-orang menyobek mulutnya
bertumpahan di ruang tamu
logo swalayan di dahi warna ungu
Dengan denah di coklat paha mengarah tebing meninggi
Hutan-hutan gelap dan sunyi
Mengerami telur nasib dan hari kelabu
Anak-anak berlompatan dari jendela
memegang bungkus makanan instan
Pelarian yang sangat menakjubkan
Mereka membaca nasib dari
para mentalis yang beraksi dalam studio tv
Merancang masa depan dengan lagu-lagu cinta yang seragam
Tarian jalanan melingkar di ujung terminal
Bus-bus mabuk sempoyongan
Mengantarkan para penumpang ke pusat belanja
Dalam keranjang yang terbuat dari sobekan senja
Di depan sekolahan spanduk raksasa menawarkan rasa baru
Ruang-ruang kelas yang gagu
Aku ingat ibu yang tulus mengajariku
Dari kedalaman hati yang biru
:Lalu kutuliskan gincu di pintu sekolah itu
Tato wajahku
Namun hati telah dipahat pulau beribu
Rabu, Juli 08, 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar