Matamu berkilau memantulkan
percik garam yang terbakar di bentangan tubuhmu yang berpijar. Suara kincir dan
angin yang asin memutar hidup di antara petak dan umur. Bau tubuhmu yang takkan
pernah kulupakan di antara kubangan airmatamu yang biru malam selalu menyimpan kesetiaan.
Perempuan-perempuan dengan
keranjang di junjungan membawa sebuntal harapan yang dijaringnya dari laut
selatan. Ikan nus dan kakap karang dengan siripnya yang mekar menyimpan salam
dan mata pisau.
Ke pasar, hiruk pikuk terus
berjejal di antara kabar dan tawar menawar di atas sehampar papan memajang
tubuh tenggiri yang bergumpal serta cakalang yang terkapar juga udang tambak
yang meringkuk menolak kutuk.
Perempuan yang tak pernah
menangis dan hari-hari direndanya dengan lukisan bunga dan laut yang lekat di baju dan jariknya sebawah
lutut. Air meninggi menyusulpanas matahari.dan para lelaki menyisingkan lengan
matahari yang kian berkilau diiringi keriut kincir mengangkat tubuh air yang
tergelincir. Suara riuh yang membelah mimpi dan sepi.
Sesekali terlihat siluet
tubuh yang hitam pematang yang tak lebar menyeret karungan nasib yang basah dan
karat ke tepian jalan perubahan. Suara kincir kian kencang berputar memutar
harapan menjadikristla-kristal yang berkilau.
2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar