Translate

Kamis, November 01, 2012

KAMPUNG



: kiki sulistyo
(1)
Musim panen kelima, ladang dan hama. Palawija  dan pohon palma bertahan di antara retakan tanah kampung dan perasaan mengaliri sungai miring.
(2)
Tak ada bebuah,butiran keringat menguning menumbuhkan biji syukur berkecambah di dada tegal yang resah. Air mata, bukan tangisan, Ki. Tetapi gilian doa yang selalu tumbuh dari kedalaman hati leluhurku di antara sedih dan terimakasih.
(3)
Kering rerumputan, merebahkan segala nasib ke akar sabar memecahi batu-batu kelam yang berdebar. Langkahmu berderap membawa hujan kata-kata berjatuhan dari langit sana Langit yang sama dengan kampung halamanku juga.
(4)
Garis-garis tubuhnya mencair membasahi kering tanah dalam diri, lalu bertumbuhlah bebetang puisi menyusul biru hati dan tunggang akarnya mencengkeram ke dalam getar dan hidup yang berkobar.
2012

Tidak ada komentar: