tikungan dan tebing terjal terpahat keras di wajahmu
sungai berterjunan dari kedalaman matamu
barisan burung memutih di rambutmu membawa penatribuan pulau
mengeram di benua rindu
udara yang kelabu menyeret mendung bergelantung di dahimu
rajah para lelaki dan igauan hutan-hutan kecemasan yang habis terpangkas
menunaskan hijauan kecewa
ranting-ranting percakapan tersangkut di gelap
para pemburu mengendap dari detak sepatumu
mengokang senapan yang mengarah dadamu
dada gunung dan laut
dewa tanah
dewa air
jalan setapak di tubuhmu
pedanghujanmerajam memecah batu-batu
menyibak rindu bukan padamu
; ibu
2008
Minggu, Desember 21, 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar