Translate

Minggu, April 03, 2011

DUGONG MERAH

Besar dalam laut, menyusu kabut di wilayah-wilayah tak pernah disebut. Penyisir perairan di laut-laut dalam sedalam dendam dan ingatan yang pernah kau gali dalam diri. Waktu di moncong yang pipih, mengancam bagai hantu bersama badai dan gelombang malang yang melemparkannya ke laut entah. Atau tersasar ke pesisir sebelah dan menjadi tontonan di pinggir siring sampai sore miring. Tubuh yang licin, perempuan-perempuan yang mencuci wajahnya selalu, memanjakan kulit di ruang berpendingin dan beku.kenyal daging yang selalu mengingatkan kepada para pekerja yang kuat otot dan kelaminnya. Perempuan yang menyusui anaknya sambil berhitung mengirit belanja di dapur yang langitnya kelam. Separuh perempuan yang berambut panjang dengan dada menyembul ke dua sisi. Sirip yang siagap dikibaskan. Senyum mengintai dari sudut mata yang lancip di pojojk kolam yang ungu. Dada-dada yang menyedot mata lelaki tak berpaling. Mata kucing malam yang mengintai amis ikan di gelap sudut ruangan. “Pelacur!!!: umpatmu sembari melempar batu ke dahinya. Dikibasnya ekor dengan dengus sesak. Ia rangkul anak-anaknya yang merah menerabas kekelaman limbung laut perih. Di sebentang layar, suatu sore, di sebuah ruang tiga ekor dugong meloncat dari kedalaman perairan percik air membuyarkan kantuk yang tersangkut di antara jarum jam melompati siang.

2011

Tidak ada komentar: