Translate

Selasa, April 05, 2011

IKAN TERBANG

Di atas hamparan darah matahari merah. Kilau buih tumpah dari gelas minuman yang baru dituang. Denyar jantung dan gelegak ombak saling bergulung di atas perairan lepas sapudi. “tak ada yang tenggelam dalam penyeberangan antara pulau ini,” bisikmu menenangkan jantungku yang bergoyangan dimainkan angin selatan. Laut tersenyum mengurai isi tubuhnya yang karam. Bintang laut, ubur-ubur merah, kakap merah dan kerapu karang mengucap salam. Lalu, si cantik dengan tubuh lentik. Si ikan terbang yang meluncur dari gelap perairan menarikan pasang laut. Lengkung tubuhnya menendang udara, angin pun menghiba. Tubuh kapal yang terbalik terbang menaiki tangga awan. Tangga yang tersusun dari potongan matahari. Si pendekar, penjaga pulau dengan pedang melebar di punggung. Si bongkok yang menjadi raja. Raja laut yang tak pernah takut mengusung badai dan kabut. Dan si bintang laut menguraikan punggung yang berlubang, lili laut yang gemulai menarikan srimpi, memeluk akar bahar. Bintang ular dan bulu babi mengisap getah-getah karang, lendir lokan dan bangkai malang. Mereka terbang menaiki tangga matahari menuju langit pagi. Dari telinga perahu yang kutumpangi bisik-bisik merayap dari rumah siput ke dalam rumah kabut. Darahnya laut, ikan-ikan dan belut, karang-karang dan kerang, cumi dan gurita derita saling menyembur dan berbelit merangkul tubuh pulau yang kian gendut. Cumi dan gurita bersayap, yang di tentakelnya, tentakel yang hitam menerbangkan punggung pulau di atas Gili Yang dan Pulau Manuk, Pagerungan dan Paliat. Terbang meluncur ke celah-celah mata yang berasap. Mata pulau yang belingsat.

Tidak ada komentar: