(1)
Hujan pagi
baringmatahari bantalan awan
burung-burung berpelukan dalam sarang
Air menjulurkan lidah jilati tubuh sepi
menuang dingin di serambi
tak lupa aku mengingatmu, hujan lalu
kau cerita malam dan hujan
bintang-bintang memercikkan tubuhnya
pijar hangat langit rindu
Kau sisakan nama dan alamat
remang bibirmu, dalam matamu
panggang hujan kian matang
(2)
Kau makin keras gedor pintu
bulan mei
cuaca remang
kelembapan ambang
Saluran luapan musim
kian lebat dalam pandang
ranting-ranting hujan yang lebat, nyanyian air
berseruling meniup bibir tanah.
Airku menari, meliuk-liuk dari ketinggian langit imaji
gesekan udara memetik petir sepi
nyanyi air kian gelembung
letupan dingin tubuh mei
Rabu, Juni 04, 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar