anak-anak itu mametik malam
bulan bintang kian kelam
sela-sela bukit dingin merayap
jarum jam menikam senyap
igauan televisi derum jalanan propinsi berkejaran
di larimalam yang kencang
mereka mabuk menjadi televisi
mereka berteriak menjadi angkutan pedesaan yang sesak dan berbatu
saling menyusul menuju gundah
toko-toko, jalanan, dan malam kampung
saling merapat di sabtu yang gulita
pohon-pohon bernyanyi angin memantik sunyi
dan musim kian renta mencuatkan tulang-tulangnya yang dingin
kampung ini terus berbiak
anak-anak berteriak sambil membanting suaranya di emperan toko
kian runcing membacok malammalam mati
kian nyaring menyodokkan belati
anak-anak itu lahir dari sepi di saat –saat malam bunuh diri
Selasa, Juni 03, 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar