LAIL
Dua matamu, lubang tahun yang
melingkar dikeleilingi rimbun kebun dan lahan pertanian.Gunung yang bersujud di
sudut dan matahari memancar dari belahan dadamu. Kota yang teduh dengan
jalan-jalan berkelok menuju hutan kota dan iringan musik klasik yang menderu
dari dawai angin derai nafasmu. Sungai-sungai memancar dari telapak tanganmu
menuruni tebing hari dan membawa cinta ibu yang terhanyut ke sepanjang hilir
dan hulu.
Dua matamu, lubang tahun yang
melingkar menyimpan seribu getar dan lindu. Menyusuri urat-urat tanah dan
tulang waktu. kisah-kisah mengalir dari lubang itu menjadi kisah-kisah baru di
antara penat kota yang berdebu. Lubang yang menggiling hari-hari dalam gumpalan
puisi. Aku baca riwayat tanah kelahiran yang menjulur mekarkan kembang kenangan
yang bergelantungan di baris-baris puisimu yang menjalar dan mengular.
2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar