Mengapa engkau segera pergi
meninggalkan siang. Belum usai ceritamu tentang gedung-gedung yang hijau dan
dihuni oleh banyak keriangan. Sebuah video pembelajaran menayangkan hutan yang
bergerak ke arah tiada. Sungai-sungai berkelok menuju ke kering, sawah-sawah
sunyi dan sebatang orang-orangan melambaikan tangan di antara ribuan burung
yang bernaynyi dari arah utara.
Telah berapa kali kau kirim
menu yang sama. Segelas air mineral,nasik kotak, dan sebutir buah eruk yang
bungkuk. Sakitku kambuh menyusuri lereng mata yang miring memandang kota-kota
yang nungging. Wajahmu merah malu memandang biografi yang terlipat di antara
bantal tidur.
Aku masih simpan pertemuan
terakhir; di depan gedung kolonial bercat kelabu serta gelantung kalungmu bergambar
jantung. Di Jantung siang ini deretan matahari membuka lembar –demi lembar
detakan yang setia menunggu di antara gelisahmu cemburu menunggu .
Di Pintu dua matamu tertahan
menunggu dentang jantung yang gelisah dalam tubuhmu. Tubuh biologi, lengan
geografi, jejari fisika, dan rabukan kimia yang bertebaran di ruang belajar. Di
dinding sejarah yang bergambar revolusi.
2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar