Translate

Jumat, Desember 28, 2012

SRINTIL




tegal dan bukit, hutan dan sumur yang selalu meumbuhkan cemburu di pematang lehermu. menuju hutan belantara tempat menggembala para penindas dan pendoa. adalah batu dan tembikar yang membuat wajah menjadi keras dan laki-laki menjadi pemimpi di ujung taji yang mengarah ke dahi. matahari senyummu telah merebahkan barisan pohon jati dan rerimbunan bunga tembelek. adalah malamyang selalu melayari bulan merenangi cahaya perak yang berjatuhan dari keringatmu. darah hitam para leluhur yang kebal matidan kutukan. Hanya bibir merahmu yang bersilang telah mencabangkan jalan ke kampung, ke tanah lapang tempat anak-anakbermain layang-layang dan talikekang. tapi di kota jauh dan dusun yang teduh matamu terbenam menenggelamkan sisa malam dan kegilaan,menidurkan anak-anak zaman yang kehilangan.

yang terbakar adalah rambut merahmu menerangi malam dan hutan. suara derap langkah dan lelaki dengan mata juling mengintai dari lubang tubuhmu yang beribu pintu.angin lapar dan kemiskinan  berebahan di antara reranting belukar yang rakus merimbuni dadamu.Dada waktu yang terus terburu.   masih kau ingat ketika lelaki itu menitipkan pohon dan sungai tetapi juga parang yang terkalung di leher. Tarian api, tarian malam,dan gelepar ngeri selalu bertumbuhan di penghujung dini saat-saat lelap menyelami sungai bintang.

matamu berasap, seperti mata nyonya yang tengah mabuk di rak belanja. mata yang mengusung troli di sebuah mall dan mata yang tengah mengukur hamparan tanah pertanian yang tengah memasuki masa tanam. musim pun beralih tetapi benang nasib yang basah selalu merambat ke kain kehidupan. kain yang dibatik dengan sulur ubi dan bunga kantil, molusca laut dan burung hong. mewarnai matamu yang berdarah.
2012

Tidak ada komentar: