Di tepian
jalan waktu menyirami menumbuhkan tangan kaki dan mata yang beribu. Musim menyulam
tulang dedaun nasib dalam selembar salam hijau yang tumbuh di dahiku. Riwayat matahari
mengecupkan bibir yang terbakar dipunggung . Usia meretak di lipatan kulit tropika
dipenuhi tato batu dan gambut yang biru.
Gambar sungai menjalari urat tubuh yang ungu dan hamparan peta menunjuk ke kelokan bukitan
biru dan lembah-lembah yang berlagu.
Kelelawar
merah terbang dari rimbun dada yang dipenuhi putik dan benangsari hari. Penyerbukan
burung yang berguguran meninggalkan nyanyian air dan tanah, lagu udara dan
karbondioksida. Di kantung buah yang keras aku kandung pahit hidup pekat. Bebiji
yang mengkristalkan bulan dan bintang, yang
berjatuhan dari jantung malam. Jantung yang menggetarkan lampu-lampu dan
meja makan yang berlemak dan bergula.
Di pecahan
getir buah yang bersayap, aku melayang
menarikan matahari menjalar di sekujur
darahmu. Getah coklat yang melekatkan sayatan-sayatan luka, sibakan sakit dan
sobekan bait di belahan tahun yang melingkar. Belahan-belahan yang berlapis
menyusun gairah baru atau sebuah riwayat yang menukikkeujung jalan itu.
2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar