di sebuah terowongan panjang riwayat dimulai.orangorang
berjatuhan dari sebuah metabolisme tubuh di antara bising mesin dan gelegak ombak menghubungkan
antara lapar dan kenyataan,
kenyang dan bebusukan. Jembatan yang mengular antara
harapan dan kekalahan tempat meniti ketidakpastian tanah. Di bawah jongkokan, tubuh itu nyemplung meninggalkan bunyi dan dengung tanah
jauh
lapak-lapak biru menggelar haru di sepanjang jalan ke
gerbang Madu. aku lukis laki-laki memakai udeng memainkan layang-layang tanpa
kekang di belang langit harapan. sejenak mereka berpose di depan pintu. batik
nasib yang merah pucat dipanggang matahari naas. ornamen daun dan bunga, sulurnya membelit pikiran, menjalari lapak-lapak kusam, dengan warna hitam bayang-bayang.
papan-papan reklame mengangkang di atas jalan menjatuhkan
kotoran ke atas para pejalan. papan yang saling menusuk mata di antara geliat lapak yang kian sekarat. Tulisan selamat datang bersebalik dengan
selamat jalan di antara papan-papan muram dengan tulisan besar-kasar tak beraturan menawarkan tempat buang air besar.
Metabolisme kota yang resah, semerbak bau merebak antara bumbu dan basi
ketumbu di pangkal paha, sebelum kelamin laut
menyambut dengan gerai rambutnya yang takpernah surut, dan ikan Sura berlompatan memamerkan sirip bergambar
gedung-gedung, dan perempuan timbul-tenggelam menyalakan
lampu petang
yang memilukan.
2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar